Minggu, 06 Maret 2016

Cara Mengatasi Penyakti Karat Puru Pada Tanaman Sengon Laut

Penyakit karat tumor /karat puru (gall rust)

penyakit karat tumor /karat puru (gall rust), merupakan salah satu penyakit yang berbahaya pada tanaman sengon laut Paraserianthes falcataria (Miq. Barneby &J.W. Grimes). Penyakit tumor karat termasuk kedalam penyakit yang berbahaya bagi tanaman sengon karena dampaknya dapat menyebar luas keseluruh tanaman baik itu semai hingga ke tanaman dewasa. Penyakit tumor karat juga dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman sengon, bahkan dapat membuat tanaman sengon yang terinfeksi mati. Pulau Jawa merupakan salah satu pusat penghasil kayu sengon terbesar di Indonesia. Epidemik penyakit karat tumor/karat puru bisa terjadi pada tanaman sengon secara besar-besaran pada tahun mendatang. Hal ini tentu saja akan berpengaruh kuat pada peta pengusahaan tanaman sengon di Jawa serta prospek pengembangan produk berbasis kayu sengon. Oleh karena itu perlu dipikirkan langkah-langkah terbaik untuk mengendalikan penyakit tersebut.

Penyakit karat tumor atau karat puru dapat dikendalikan atau diatasi. Untuk melakukan langkah yang tepat dalam mengatasi karat tumor, terlebih dahulu kita harus mengetahui beberapa point berikut ini :
  1. Penyebab penyakit karat tumor/karat puru, perilaku, cara penyebaran serta siklus hidupnya penyakit tersebut.
  2. Gejala dan akibat yang ditimbulkan oleh penyakit karat puru.
  3. Faktor lingkungan maupun faktor dalam tanaman itu sendiri yang mendukung atau menghambat terjadinya penyakit

Dengan mengetahui 3 point diatas kita dapat menentukan langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi penyakit karat tumor agar tidak menyebar ke tanaman sengon lainnya.

Penyebaran
Sebaran geografis peneybaran penyakit ini pernah terjadi di Australia, New Coledonia, Papua New Guinea (1984), Maluku (1988/1989), Afrika Selatan (1992), Sabah (1993), Philipina (1997), Timor-Timur ( mulai tahun 1998), dan Jawa (mulai 2003). Di Jawa beberapa sentra sengon yang diketahui telah terserang penyakit karat tumor/karat puru antara lain : Lumajang, Jember, Banyuwangi, Probolinggo, Malang, Boyolali, Salatiga, dan Wonogiri.

penyebab
karat tumor/karat puru disebabkan karea adanya infeksi dari jamur (Uromycladium tepperianum (Sace.)McAlp.). Jamur karat adalah jenis jamur yang hanya memerlukan 1 inang saja(sengon laut) untuk menyelesaikan seluruh siklus hidupnya. Jamur ini hanya membentuk satu macam spora saja, yang dinamakan teliospora. Secara spesifik, teliospora mempunyai struktur yang berjalur, bergerigi dan setiap satu tangka terdiri dari 3 teliospora. Ukuran spora berkisar antara lebar 14-20 um dan panjang 17-28 um (Rahayu dan Lee, 2007).

Tiliospora mudah diterbangkan oleh angin dari satu tempat ke tempat lain ataupun dari tanaman sengon satu ke tanaman sengon yang lain. Apabila telah mendapatkan tempat sesuai terutama pada bagian tanaman yang masih muda dan kondisi lingkungan sekitaranya sangat menguntungkan, teliospora akan berkecambah membentuk basidiospora. Basidiospora ini dapat secara langsung melakukan penetrasi, menembus lapisan epidermis membentuk hypha didalam atau diantara sel-sel epidemis, xylem dan phloem.
 Infeksi dapat terjadi pada biji, semai maupun tanaman dewasa tanaman dilapangan. Semua bagian tanaman meliputi pucuk, cabang, ranting, daun, batang, bunga dan biji dapat terinfeksi oleh jamur tersebut. Pada semai, batang merupakan bagian tanaman yang paling rentan terhadap serangan jamur karat tumor/karat puru

Gejala dan serangan
 Serangan karat tumor/karat puru ditandai dengan adanya pembengkakan (gall) pada ranting/cabang, pucuk-pucuk ranting, tangkai daun dan helai daun. Gall ini merupakan tubuh buah dari jamur karat. Penyakit karat tumor/karat puru dapat meneybabkan masalah yang serius dalam pengelolaan tanaman sengon. Penyebaran penyakit ini sangat cepat, dengan menyerang tanaman sengon mulai dari persemaian sampai lapangan dan pada semua tingkatan umur. Kerusakan serius bila serangan terjadi pada tanaman muda (umur1-2 tahun), karena titik-titik serangan (gall) bisa terjadi di batang pokok/utama sehingga batang pokok/utama akan rusak/cacat, tidak dapat menghasilkan pohon yang berkualitas yang tinggi.
Penyebab penyakit karat tumor/karat puru yang menyerang tanaman sengon adalah jamur Uromycladium tepperianum. Jamur ini dikenal sebagai jamur karat yang menyerang lebih dari seratus spesies Acaccia, jenis-jenis Paraserianthes/Albizia sp, Racosperma sp. (ketiganya merupakan anggota famili Fabaceae ( =Leguminosae ) menyebabkan pembentukan (gall) yang menyolok pada dedaunan dan ranting pohon. Setiap gall karat tumor/karat puru dapat melepaskan ratusan sampai ribuan spora yang dapat menularkan ke pohon-pohon sekitarnya dengan cepat melalui bantuan angin. Ukuran, bentuk , dan warna gall bervariasi tergantung bagian tanaman yang terserang dan umur gall. Warna gall pada awalnya hijau kemudian berubah menjadi coklat. Warna coklat indikasi bahwa spora-spora yang melimpah siap dilepaskan/terbang.


Pencegahan dan pengendalian
  1. Pencegahan Untuk serangan karat tumor/karat puru ketika masa persemaian: Apabila terdapat gejala-gejala penyakit tumor yang terlihat pada salah satu atau beberapa benih semai, segera lakukan tindakan pencabutan dan pemusnahan/dibakar
  2. pencegahan perluasan karat tumor/karat puru: adanya pengawasan yang ketat terhadap transportasi benih, bibit dan kayu tebangan dari daerah yang telah terserang penyakit karat tumor/karat puru ke daerah yang belum terserang. Pemeliharaan tanaman dengan pemberian pupuk dan penjarangan tanaman
  3. Upaya pengendalian tanaman yang telah terserang penyakit karat tumor/karat puru adalah menghilangkan gall dan bagian tanaman yang terserang sedini mungkin, sebelum gall membesar dan berwarna coklat. Langkah yang dilaksanakan dengan mematikan sel-sel penyakit karat tumor/karat puru di bagian yang terserang agar tidak tumbuh gall lagi, caranya adalah sebagai berikut :
    • Cara Kemis/kimiawi : spirtus, larutan/bubur garam, larutan/bubur belerang
      • a1. Spritus : Bagian tanaman yang terserang dibersihkan dengan cara mengelupas gall tersebut dari batang/cabang/pucuk. Selanjutnya bagian tersebut dismprot/dioles dengan spirtus.
      • a2. Larutan/bubur garam : 5 kg kapur + 0,5 kg garam + air 5-10 liter diaduk-aduk sampai rata. Bagian tanaman yang terserang dibersihkan dari gallnya, kemudian disemprot/dioles dengan larutan/ bubur garam.
      • a3. Larutan/bubur belerang : 1 kg kapur + 1 kg belerang + air 10-20 liter diaduk-aduk sampai rata. Bagian tanaman yang terserang dibersihkan dari gallnya, kemudian bagian tersebut disemprot/dioles larutan /bubur belerang.

    • Cara mekanik : memotong pucuk, cabang ranting yang ditumbuhi  gall.
      • b1.  Pucuk, cabang ranting yang ditumbuhi gall dipotong dan dikumpulkan, kemudian   disemprot/disiram dengan sprirtus atau larutan/bubur garam atau larutan/bubur belerang.
      • b2.  Pucuk, cabang ranting  yang ditumbuhi gall dipotong dikumpulkan, kemudian dibakar atau dipendang dalam tanah.

      Catatan :  jangan sekali-kali memotong pucuk, cabang, ranting yang ditumbuhi gall  dibuang disembarang tempat, karena akan menyebarkan spora penyakit karat tumor/karat puru lagi
    • Cara rotasi tanaman:
      • c1. Menghindari penanaman sengon untuk sementara, terutama di dataran tinggi yang berkabut.
      • c2. Penggantian sengon sebagai tanaman pokok, dengan jenis-jenis FGS ( tanaman cepat tumbuh dan menghasilkan) yang potensial tidak menjadi inang jamur Uromycladium sp., yaitu jenis-jenis famili Fabaceae/Leguminosae, seperti Acacia sp, Paraserianthes/Albizia sp dan Racosperma sp.
    • Cara pemulian tanaman
      Dicari individu-individu pohon sengon yang tahan terhadap penyakit karat tumor/karat puru, benihnya diambil dijadikan bibit, untuk penanaman selanjutnya.

Sabtu, 05 Maret 2016

Seputar Bisnis Sengon Laut Albazia

Sengonlaut (Albizia chinensis) adalah sejenis pohon anggota suku Fabaceae. Pohon peneduh dan penghasil kayu ini tersebar secara alami di India, Asia Tenggara, Cina selatan, dan Indonesia
Di beberapa daerah, pohon ini dikenal sebagai sengon jåwå (Jw.); jeungjing, jeungjing sunda (Sd.); séngghung (Md.; marĕwita, keura Sumba, dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai silk tree, Chinese albizia; di samping itu, pohon ini juga dinamai: kōōl (Kamboja), kha:ng (Laos), khang hung, kang luang (Thai), cham (Vietnam), dan lain-lain.
Batang dan pepagan
Ekologi dan agihan
Polongan
Sengon dijumpai secara alami di hutan luruh daun campuran di wilayah lembab dan ugahari, dengan curah hujan antara 1.000–5.000 mm pertahun. Pohon ini juga dapat kita temukan di hutan-hutan sekunder, di sepanjang tepian sungai, dan di sabana, hingga ketinggian 1.800 m dpl. Sengon beradaptasi dengan baik pada tanah-tanah miskin, ber-pH tinggi, atau yang mengandung garam; juga tumbuh baik di tanah aluvial lateritik dan tanah berpasir bekas tambang.
Manfaat                   
Kayu
Sengon menghasilkan kayu yang ringan sampai agak ringan, dengan densitas 320–640 kg/m³ pada kadar air 15%. Agak padat, berserat lurus dan agak kasar, namun mudah dikerjakan. Kayu terasnya kuning mengkilap sampai cokelat-merah-gading; kekuatan dan keawetannya digolongkan ke dalam kelas kuat III–IV dan kelas awet III–IV. Kayu ini tidak diserang rayap tanah, karena adanya kandungan zat ekstraktif di dalam kayunya.  Kayu sengon biasa dimanfaatkan untuk membuat peti, perahu, ramuan rumah dan jembatan. Di Sabah, kayu A. chinensis diperdagangkan sebagai kayu ‘batai’, dalam campuran bersama kayu-kayu A. pedicellata dan Paraserianthes falcataria.
Daun
Daun Sengon, sebagaimana famili Mimosaceae lainnya merupakan pakan ternak yang sangat baik dan mengandung protein tinggi. Jenis ternak seperti sapi, kerbau, dan kambing, dll, menyukai daun sengon tersebut.
Perakaran
Sistem perakaran sengon memiliki kelebihan yang sangat menguntungkan, yaitu banyak kanndung nodul akar, yang mana merupakan hasil simbiosis dengan bakteri Rhizobium. Hal ini menguntungkan bagi akar dan tanaman sekitarnya. Keberadaan nodul akar tanaman sengon dapat membantu porositas tanah dan penyediaan unsur nitrogen dalam tanah. Dengan demikian pohon sengon dapat membuat tanah disekitarnya menjadi lebih subur.

Agroforestri
Di perkebunan-perkebunan kopi dan teh, A. chinensis kerap ditanam sebagai naungan; khususnya dalam campuran bersama jeunjing (P. falcataria) dan dadap (Erythrina spp.). Sengon disukai sebagai tanaman hias dan peneduh taman, kebun, dan tepi jalan. Pohon ini juga ditanam untuk melindungi lahan berlereng serta untuk memperbaiki tanah. Perakaran sengon bersifat mengikat nitrogen.
Kegunaan lain
Sebagaimana kulit kayu ki hiang, pepagan sengon mengandung bahan yang dapat digunakan untuk membius ikan di sungai. Pepagan ini pada masa lalu juga dimanfaatkan sebagai bahan sabun.
Meskipun daun-daunnya dimakan kambing, akan tetapi kulit ranting-rantingnya beracun karena mengandung saponin.